Seoul Solo Travelling: Ini ceritaku... (Part 4, Selesai)



안녕하세요 여러분...

Aku mau lanjutin ceritaku solo travelling ke Seoul, Korea. Insya Allah ini bagian terakhir dari rangkaian cerita perjalananku backpacking ke Seoul Korea. Oh iya, aku sudah posting tiga tulisan terkait perjalanku kesana. Coba deh temans cek dan baca-baca dulu bagian satu sampai tiganya. Pastinya, supaya lebih nyambung baca cerita bagian terakhir ini. :)
Tulisan aku bagian pertama bisa temans baca disini. Dibaca aja dulu sampai selesai yak. :D Sudah selesai baca bagian pertama? Oke, silakan dilanjutkan ke bagian kedua. Tulisannya ada disini. :). Bagian satu dan dua kelar, dilanjutkan dulu yuk kebagian ketiga. Tulisannya bisa temans akses disini.

Okay, kalau sudah selesai baca ketiga tulisan aku sebelumnya, lanjut baca bagian keempat yukkk.

Sabtu, 20 September 2014
Waktu tak terasa cepat berlalu. Sudah masuk hari ke empat semenjak aku menginjakan kaki di tanah negeri ginseng ini. Yeay, hari ini jadwalnya aku pindah tempat menginap. Setelah sebelumnya  3 malam berturut-turut menginap gratis di sekretariat keluarga muslim Indonesia. Sebenarnya, teman-teman sekret nawarin aku untuk tetap menginap di sekret selama aku di Korea. Cuman, aku terlanjur udah booking hostel. Sayang kan kalo harus cancel hostel tapi tetap bayar? That’s why, aku tetap mutusin buat pindah ke hostel.

Tadinya, aku udah booking hostel buat enam malam. Tapi, jadinya aku cuman booking buat 3 malam. Oh iya, hostel yang aku tempati berada di daerah Myeongdong. Gak jauh dari pintu keluar (exit 3) subway Myeongdong. Hostelnya nyaman banget. Harga normalnya sih sekitar 25.000 sampai 30.000 Won untuk male or female dormitory. Untuk kamar yang lebih private (single or double), harganya mulai 50.000 Won. Tergantung musim. Kalo emang lagi puncaknya musim liburan, harga hostel bisa mahal banget. Biasanya pas musim liburan summer sama musim liburan winter, okupansi hostel dan harga ikut meningkat.

Untungnya, waktu aku kesana lagi musim peralihan dari summer ke autumn. Jadi, hostel gak begitu penuh dan masih dapat harga murah juga. Harga semalam cuman 13.000 Won dari 50% lebih murah dari harga normal. Waktu itu aku booking online lewat salah satu situs booking hostel yang terpercaya. Aku booking hostel 2 bulan sebelum keberangkatan. Sengaja aku booking jauah-jauh hari sebelum hari H supaya dapat harga murah. Dan emang terbukti. Aku udah sering banget koq booking hostel jauh-jauh hari dan dari situs ini. Enaknya lagi, kita gak mesti bayar langsung lewat situs itu. Bayar nanti pas kita datang ke hostel yang kita pilih. Kita cuman perlu nentuin tanggal, isi data, booked! No cash, no credit card. It’s so simple.

Aku nginap di Namsan Guesthouse 5th. Alamatnya 45-10, Namsan-dong 2-ga, Jung-Gu, Seoul, 100-042. Recomended banget deh. Kamar-kamar dormitorynya enak banget. Dapat sarapan pula walaupun pilihannya cuman Korean Ramyeon (mirip mie dalam cup di Indonesia, ukurannya lebih gede) dan roti dengan berbagai macam pilihan selai. :). Selain sarapan, fasilitas yang ditawarkan Namsan Guesthouse ada kamar mandi bersama (share bathroom) yang jumlahnya ada 4 buah kamar mandi di tiap lantai yang masing-masing kamar mandi (sudah pasti) dilengkapi dengan pilihan air dingin dan panas, laundry gratis, dan lobby bawah tanah yang lega dilengkapi komputer dengan akses internet gratis dan semacam stage/panggung kecil. Gak tahu fungsi stage kecil itu buat apa. Tapi, seinget aku banyak orang yang nyoba pake hanbok gratis dan foto-foto di stage itu. :D


Namsan Guesthouse itu sendiri punya beberapa gedung. Yang paling jauh dari jalan raya (yang aku tempatin). Jaraknya sekitar 100 meter dari pintu keluar (exit nomor 3) Subway Myeongdong. Ada yang kurang dari 50 meter dari pintu keluar subway. Cuman harganya sedikit lebih mahal. Saran aku sih, kalo emang mau nginap di Namsan Guesthouse, pilih gedung yang aku tempati. Selain jarak ke subway gak jauh-jauh amat (cuman 100 meteran), tempatnya lebih nyaman dan tenang buat istirahat. Jarak ke Namsan cable car station (kereta gantung buat ke Namsan Tower) pun kurang dari 50 meter. Emang sih, tempatnya agak sedikit berbukit. Tapi, tetap gak bakal bikin ngos-ngosan koq. :) Ini nih, penampakan guesthouse dan kamar dormiory yang aku tempatin:
 
Bilik-bilik kamar di dormitory room

Coba perhatikan foto-foto disamping. Satu ruangan yang aku tempatin ada 8 tempat tidur. Tiap tempat tidur dilengkapi tv kabel pula. Pokoknya enak banget. Lantainya dilengkapi ondol sistem (seperti kebanyakan rumah-rumah di Korea). Tujuannya supaya tetap hangat pas lagi musim dingin. Meskipun begitu, diluar musim dingin kamarnya tetap gak bikin gerah koq. Hangat dan bikin nyaman malahan. Kamar tidurnya tiap pagi dibersihin sama ajuma cleaning servise hostel. Untuk menjaga keamanan barang pribadi, setiap tamu disediakan 1 loker ukuran besar. Tempatnya tepat diluar kamar disamping pintu masuk kamar.


Pusat perbelanjaan Myeongdong yang ngehits itu pun cuman tinggal nyebrang jalan aja lho. Ya, kurang lebih 200 meteran jauhnya dari guesthouse yang aku tempati. Nyebrangnya lewat pintu masuk subway (exit nomor 3), keluar di exit nomor 5 di stasiun subway yang sama, Myeongdong. Oh iyak, di stasiun subway Myeongdong itu ada underground marketnya juga. Barang yang dijual beragam. Dari yang sekedar pernk-pernik (all about KPOP), makanan sampai pakaian ala korea banyak dijual disini. Salah satu spot yang harus dikunjungi. Harganya pun lumayan murah. Harga sepasang kaos kaki cantik, lucu dan unik dijual cuman 1000 Won sepasang. Ditempat lain bisa lebih mahal 1500-3000 Won. Tergantung tempat jualannya. Rugi deh kalo temans gak sempat berkunjung ke Myeongdong underground market.

Sebenarnya ada banyak underground market di Seoul yang semuanya ada di jalur ke stasiun subway. Biasanya satu atau dua lantai dibawah jalan raya dan satu lantai diatas stasiun subwaynya. Jadi, kalo temans mau naik subway harus turun 1 sampai 2 lantai lagi untuk sampai ke tempat rangkaian kereta berada. Karena memang tipikal stasiun subway di korea banyak berada di bawah tanah. Pernah saya bahas ditulisan saya sebelumnya. Coba dibuka dan baca-baca lagi tulisan sayanya. Diubek-ubek aja dari bagian pertama sampai ketiga. :D. Selain Myeongdong underground market, temans bisa mengunjungi Gangnam underground market. Tempatnya ada di stasiun subway Gangnam. Disini pilihan dan koleksi barangnya lebih lengkap daripada yang di stasiun Myeongdong. Harga masih sebelas duabelas lah. Wajib dikunjungi juga kalo suatu saat temans berkunjung ke kawasan Gangnam dan turun di stasiun subway Gangnam.

Hari ke-empat di Seoul, aku cuman muterin Myeongdong sama tempat sekitar penginapan aja. Sumpah Myeongdong makin rame kalo udah malam. Jalanan dikedua sisi pusat perbelanjaan penuh disesaki orang-orang yang lalu-lalang. Bisa dibilang, Myeongdong itu salah satu surga belanjanya di Seoul, Korea. Makanan, kosmetik, pakaian, souvenir-souvenir sampai gadgetpun ada. Buat temans yang suka banget sama kosmetik asal korea, coba deh mampir ke pasar Myeongdong. Salah satu brand kosmetik Korea, Etude, buka beberapa toko di kawasan Myeongdong ini. Jangan lupa, kalo temans mau belanja di toko ini, browsing dulu di internet. Sekedar cari-cari info. Biasanya banyak banget kupon potongan harga. Oh iyak, di situs pariwisatanya korea malah banyak banget lho kupon-kupon potongan harga (downloadable) yang bisa dipakai buat beragam atraksi wisata yang ada di Korea, potongan belanja semacam Etude dan lain-lain. Pokoknya rajin-rajin browsing aja. Tinggal download, terus tunjukin pas kita mau belanja atau mau masuk ke atraksi wisata pilihan (sesuai kupon).
Setelah puas seharian keliling Myeongdong (beneran cuman keliling doang, gak belanja :D), aku balik ke hostel buat istirahat dan mengakhiri petualangan di hari ke empat. Selanjutnya istirahat. Sampai ketemu besok. :)
 
Minggu, 21 September 2014
Hari ke-lima jadwalnya berkunjung ke Gyeongbokgung Palace. Yes, akhirnya, bisa berkunjung ke salah satu tempat yang wajib dikunjungi di Korea. Excited? Sebenarnya sih, gak begitu excited. Mungkin karena niat utamanya cuman buat survey perjalanan next trip aja kali yak. Jadi gak begitu menikmati perjalanan kali ini. Dari awal kedatangan ke Korea pun, perasaannya biasa-biasa aja. Perasaannya sama aja kayak pas berkunjung ke Malaysia atau Singapura. Karena emang sama sekali gak suka juga sama yang namanya Korea-koreaan atau apapun itu yang berhubungan dengan Korea. Entah kenapa, bawaannya males aja kalo denger kata Korea. Tapi itu dulu. Sekarang mah saya sudah jatuh cinta (banget) sama Korea. :p Alasannya lebih ke tuntutan aja sih. Satu, tuntutan pekerjaan. Karena emang lagi ngerintis bisnis kecil-kecilan travel yang banyak buka program wisata ke Korea. Kedua, tuntutan hidup. Hahaha. 

Seperti biasa, aku baru keluar hostel setelah zuhur. Tujuan utamanya, biar bisa solat zuhur dulu. Soalnya kalo solat di jalanan masih belum berani kalo sendiri. Kecuali ada teman kayak beberapa hari sebelumnya. 

“Apa gak rugi banyak waktu yang kebuang?”

Enggak. Sama sekali enggak rugi. Soalnya aku udah susun itinerary sesuai jadwal juga dan terbukti, dengan waktu yang singkat itu, aku masih bisa berkunjung ke spot-spot wisata sesuai itinerary koq. Tapi kalo temans emang freak banget sama Korea dan semua hal yang berhubungan dengan Korea, berangkat lebih pagi lebih baik. Lebih banyak tempat dan hal yang bisa temans explore juga selama temans berwisata di Korea. Seperti dua teman dari Indonesia juga yang saya temui di hostel. Pagi-pagi sekali mereka sudah berangkat. Pergi meninggalkan penginapan untuk berpetualang. Mendaki gunung dan melewati lembah kayak Ninja Hatori. Pokoknya pergi pagi pulang malam. Udah kayak pegawai kantoran aja yak? Hehehe. Yah, tapi memang harusnya seperti itu kalo temans mau menghabiskan dan memanfaatkan waktu liburan sebaik mungkin.

Balik lagi ke Gyeongbokgung Palace yukk..

Dari Myeongdong ke Gyeongbokgung Palace hanya berjarak 5 stasiun subway. Untuk menuju ke Gyeongbokgung Palace, dari Stasiun Myeongdong (명동역) temans bisa naik subway ke arah Danggogae (당고개역), dan turun di Stasiun Chungmuro (충무로역). Kemudian transit ke line nomor 3 (warna orange). Sebelumnya kita berada di line nomor 4(warna biru). Stasiun Chungmuro (충무로역) hanya berjarak satu stasiun dari Stasiun Myeongdong (명동역). Setelah transit ke line 3, perjalanan dilanjutkan ke arah Stasiun Daehwa (대화역) melewati tiga stasiun berikut: Stasiun Euljiro 3-ga (을지로3가역), Stasiun Jongno 3-ga (종로3가역)  dan Stasiun Anguk (안국역). Stasiun subway Gyeongbokgung Palace (경복궁역) tepat setelah Stasiun Anguk (안국역). Sampai di stasiun subway Gyeongbokgung (경복궁역), cari pintu keluar nomor 5 atau yang mengarah ke National Museum of Korea. Jalanan menuju ke Istana Gyeongbokgung via National Museum bagus banget. 


Banyak jalan menuju Roma. Banyak jalan pula untuk menuju Gyeongbokgung Palace. :D. Berikut ini skema jalan yang bisa temans ambil untuk sampai ke Gyeongbokgung Palace, selain dari yang sudah pernah aku ambil.
1.    Kalo temans menginap di daerah Hongdae (Hongik University, salah satu kawasan terkenal buat komunitas backpacker), temans bisa naik subway line 2 (warna hijau) ke arah Stasiun Sinchon(신촌역) sampai Stasiun Chungjongno (충정로역). Dari Stasiun Chungjongno (충정로역)., temans bisa transit ke line 5 (warna ungu) sampai Stasiun Gwanghwamun (광화문역). Pilih pintu keluar (exit nomor 2) untuk menuju Istana Gyeongbokgung. Total stasiun yang dilewati hanya 6 stasiun. Ini jalur yang paling dekat dan simple. Kalo temans mau berlama-lama di keretanya, temans bisa tetap di kereta line 2 sampai Stasiun Euljiro 3-ga (을지로3가역), kemudian transit ke line 3 (warna orange) dan melanjutkan perjalanan sampai Stasiun Gyeongbokgung Palace (경복궁역). 

2.  Kalo temans menginap di daerah dekat Seoul Station (서울역, stasiun Pusat), temans bisa naik subway line 1 (warna biru tua) melewati Stasiun City Hall (시청역), Euljiro 1-ga (을지로1가역) sebelum akhirnya sampai di Stasiun Jongno 3-ga (종로3가역) dan transit. Ada dua pilihan line untuk transit. Pertama temans bisa transit ke line 3 (warna orange) dan melanjutkan perjalanan sampai Stasiun Gyeongbokgung Palace (경복궁역), berjarak 2 stasiun dari stasiun transit. Kedua, temans bisa transit ke line 5 (warna ungu) dan melanjutkan perjalanan sampai Stasiun Gwanghwamun (광화문역), berjalarak 1 stasiun dari stasiun transit.

3.   Kalo temans menginap di daerah Gangnam yang terkenal itu, temans bisa naik subway line 2 (warna hijau) dari Stasiun Gangnam (강남역). Naik ke arah Stasiun Seoul National University of Education (교대역), berjarak satu stasiun dari Stasiun Gangnam. Kemudian transit ke line 3 (warna orange). Untuk selanjutnya temans bisa duduk manis (kalo dapet bangku kosong, kalo gak dapet ya diri :p) sampai ke Stasiun Gyeongbokgung Palace (경복궁역). Temans akan melewati sebanyak 13 stasiun dari stasiun tempat temans transit tadi. Lumayanlah yak berdiri ngelewatin 13 stasiun. Hehehe. Tapi tenang aja, keretanya cepat koq. Gak nyampe sejam udah sampe di tempat tujuan.

Kalo temans menginap di daerah yang gak aku sebutin tadi, temans bisa ke Stasiun Seoul dulu untuk selanjutnya melanjutkan perjalanan dengan skema perjalanan yang udah aku buat tadi. Oh iyak, perlu diperhatikan setiap kali mau masuk subway, hafalin betul masuk dan keluarnya lewat pintu nomor berapa. Tahu kan resiko kalo temans salah masuk atau salah keluar pintu ke stasiun subway? :D. Di setiap stasiun subway biasanya ada rak tempat map subway. Temans bisa ambil satu (lebih juga gak apa-apa) buat pegangan. Ada 4 pilihan bahasa map. Ada yang berbahasa Korea (pastinya lah yakk), berbahasa Inggris, berbahasa Mandarin sama berbahasa Jepang. Temans bisa pilih map sesuai bahasa yang paling mudah untuk temans pahami.

Kelar sama urusan transportasi menuju ke Gyeongbokgung Palace, mari lanjutkan eksplorasi Istana Gyeongbokgung.


Setelah temans sampai di Stasiun Gyeongbokgung Palace (경복궁역) atau Gwanghwamun (광화문역), temans bisa langsung keluar melalui pintu keluar nomor 5 atau 2 (sudah disebutkan sebelumnya). Untuk temans yang naik subway jalur 3 (warna orange), diarah keluar pintu exit nomor 5, temans bisa menemukan semacam gate kecil unik. Namanya Pullomun Gate (불로문). Katanya sih, kalo temans ngelewatin dan muterin gate itu, temans gak akan pernah menua alias awet muda. Yukk, yang mau awet mudah iseng-iseng berhadiah. :p 

Pullomun Gate (불로문)

Dari gate ini masih harus jalan kira-kira 100 meteran untuk sampai di National Museum of Korea yang merupakan pintu masuk samping buat ke Gyeongbokgung Palace. Jalanannya lebih manusiawi. Gak terlalu menanjak seperti kebanyakan pintu keluar stasiun subway lainnya. Oh iyak, setiap jalanan di Korea pasti disediakan jalanan khusus buat yang berkebutuhan khusus. Jadi jangan khawatir kalo misalkan temans memang termasuk orang dengan berkebutuhan khusus (no offense), dan punya kesempatan berwisata ke Korea. Dari dan menuju stasiun semua tersedia fasilitas yang memungkinkan temans dengan kebutuhan khusus leluasa beraktivitas dan berbaur dengan orang lain di Korea. Sangat membantu sekali.  

Oh iya, dari Pullomun Gate, temans tinggal jalan lurus kedepan (di foto: arah anak kecil menghadap) sekitar 25 meteran. Terus belok kiri dan lurus sampai ketemu tangga buat keluar. Tangganya biasa aja. Engga curam. Jadi kalo temans jalan sama mama atau papanya, nenek atau kakeknya pun gak bakal ngerasa kecapekan. Posisi pintu keluar (exit) nomor 5 ada disebelah kiri National Museum of Korea. Foto-foto berikut ini, adalah tampak depan National Museum of Korea yang menghadap langsung ke arah samping Gyeongbokgung Palace.

Pintu masuk Musium Nasional Korea

Foto pertama itu pintu masuk buat ke National Museum of Korea. Pintu keluar subway (exit) nomor 5 ada disebelah kiri museum ini. Foto kedua adalah gerbang buat masuk ke Gyeongbokgung Palace. Lokasinya tepat berada di depan Museum Nasional Korea. Ticket booth buat masuk ke Gyeongbokgung Palace ada dibagian dalam halaman istana ini. Temans bisa lihat di foto kedua (bagian dalam ujung) banyak orang berkumpul. Nah, disitulah lokasi penjualan tiket berada. Harga tiketnya sendiri mulai 3.000 Won untuk sekali masuk. Sebenarnya ada beberapa skema harga tiket yang berlaku. Ada tiket terusan ada juga tiket single. Untuk tiket terusan, harganya 10.000 Won. Tiket ini bisa dipakai buat masuk ke empat palace lain yang ada di Seoul. Sementara untuk tiket single, hanya bisa dipakai untuk masuk ke satu palace aja. Bisa dibeli on the spot di masing-masing palace. Untuk single tiket, biasanya masih ada potongan. Dari harga asli tiket 3.000 Won, temans bisa bayar cuman dengan harga 2.500 Won. Dengan ketentuan beli tiketnya harus lebih dari 2 tiket.

Pintu gerbang samping Gyeongbokgung Palace

Kalo temans ada rencana buat mengunjungi ke empat istana yang ada, aku saranin buat beli tiket terusan yang seharga 10.000 Won. Tapi kalo temans cuman mau masuk ke salah satu palace, aku saranin buat beli single tiket aja. Terus, kalo temans berwisata bareng keluarga, temans bisa manfaatin skema pembelian tiket group. Lumayan bisa hemat 500 Won untuk satu tiket. Kalo temans kebetulan pergi sendirian, coba aja ajak gabung turis lain. Siapa tahu mereka mau share supaya dapat harga yang lebih murah, as I did even it’s not worked well. :D.

Ya, aku pernah nyoba ngajak turis asing buat sharing, tapi gak ada yang mau. Hahaha. Walhasil, aku tetap beli tiket yang reguler perorangan. Ini sih, pengalaman waktu winter. Waktu perjalanan pertama, aku gak beli tiket masuk  ke Gyeongbokgung Palace. Jadi, ke Gyeongbokgung cuman buat ngafalin rute sama cari info langsung tentang harga tiket. Foto-foto pun cuman dilakukan dibagian depan sama halamannya yang luas itu. Lumayan banyak sih aku ambil foto disini. Yah, meskipun cuman foto-foto bagian depannya saja dan gak sempat masuk ke bagian dalam istana. Tetap koq, hitungannya temans sudah mengunjungi Gyeongbokgung Palace. Dan aku pikir, emang kebanyakan dari budget traveller did the same thing as I did. :D. Kalo masih bisa foto dari bagian luarnya, ngapain juga masuk ke dalam. Toh, didalamnya pun gak ada yang istimewa. Biasa-biasa aja. Cuman sekomplek bangunan tua bersejarah. Kecuali kalo temans emang penikmat wisata sejarah. Baru deh itu mah wajib banget masuk. FYI, Gyeongbokgung Palace tutup setiap hari Selasa. Jadi, diatur aja jadwalnya kalo temans mau berkunjung ke istana ini harus selain hari Selasa.

Gwanghwamun Gate

Foto yang pertama adalah foto Gwanghwamun Gate (pintu gerbang) buat masuk ke Gyeongbokgung Palace. Foto aku ambil dari bagian dalam halaman istana. Disebelah kiri istana gerbang (sekitar 50 meteran) ada booth yang menyediakan hanbok (kalo gak salah gratis. Aku gak nyoba sih) dipinjemin buat di foto. Tapi ngantrinya itu lho luar biasa panjang. Apalagi kalo musim liburan. Kalo temans memutuskan untuk nyoba foto-foto pake hanbok disini, silakan dicoba. Asal kuat dan sanggup buat ngantrinya aja.

Aku sempat foto di depan Gwanghwamun Gate. Kebetulan ada orang yang fotoin. Mayann. Bukti kalo aku pernah kesini. Hehe. Oh iyak, temans bisa lihat di belakang aku ada orang yang berpakaian seperti prajurit dijaman kerajaan Korea dulu. Biasanya mereka bertugas jagain pintu gerbang. Seinget aku, lebih dari 5 orang yang bertugas. Biasanya sih ada pergantian petugas setiap beberapa jam sekali. Upacara pergantian petugas jaga pintu gerbang Gwanghwamun ini jadi atraksi menarik buat turis lhoo. Kalo temans pengin lihat prosesi pergantian petugas jaga ini, coba temans datang ke Gyeongbokgung Palace pas siang hari (sekitar jam 12 sampai jam 1 siang) atau sore hari sekitar jam 4an. Pas aku kesana, lagi ada prosesi pergantian petugas juga. Waktu itu sekitar jam setengah satu siang. Seru deh pokoknya.
 
Penjaga gerbang Gwanghwamun
Orang-orang yang bertugas jaga di pintu gerbang ini udah kayak patung aja. Meskipun banyak orang yang foto-foto disampingnya, mereka tetap diam tak bergeming. Gak senyum ataupun menoleh kearah orang yang foto sama mereka barang sebentar. Serius banget. Coba aja temans perhatiin foto yang ketiga. Aku sempat foto satu orang prajuritnya. Serius dan horor yak? Bawa pedang sama panah, siap siaga berjaga di depan istana. Yak, pemerintah Korea mencoba menjaga tradisi yang sudah lama berlaku di istana penuh sejarah ini dan mempertontokannya ke khalayak umum. Kalo aku yang jadi mereka, kayaknya gak bakal kuat nahan godaan buat senyum atau ketawa atau sekedar lirik kiri kanan ke arah pengunjung. Hehehe.

Setelah puas berfoto di  Gyeongbokgung Palace dan nyatet semua hal dan informasi penting berkaitan dengan istana ini, aku langsung cabut ke detinasi selanjutnya. Tujuan aku selanjutnya Insa-dong. Ya, kawasan dimana temans bisa menemukan tradisi (Authentic Korean Culture area) dikawasan modern di jantung Kota Seoul. Disini masih ada satu kawasan perumahan tradisional Korea yang dulunya menjadi tempat para cendekia di jaman Dinasti Joseon bermukim. Selain itu, di sepanjang jalan masuk ke kawasan Insa-dong berjejer banyak toko-toko souvenir yang menjual kerajinan tangan khas Korea dan souvenir-souvenir menarik yang bisa temans beli buat oleh-oleh sanak saudara di Indonesia.


Waktu aku datang kesana, ada pameran budaya yang menampilkan semua tradisi Korea. Aku sempat nyobain teh tradisional Korea yang disediain gratis. Gak tau nama tehnya apa. Ada bunga-bunganya gitu. Rasanya? Menurut aku sih aneh karena aku bukan penikmat teh tradisional Korea juga. Cuman nyicip doang seteguk, habis itu dibuang. Kalo temans mau menyaksikan pameran ini, coba temans datang ke Insa-dong dibulan September. Sepertinya ini acara tahunan. 

Salah satu booth penjualan kerajinan tangan Korea


Berbagai hasil karya kerajinan tangan masyarakat Korea ditampilkan dipameran waktu itu. Lucu-lucu dan cantik-cantik lho produknya. 

Untuk menuju ke Insa-dong, dari Gyeongbokgung Palace temans bisa naik subway line 3 (warna orange) turun di Stasiun Anguk (안국역), dan keluar lewat pintu (exit gate) nomor 6. Keluar dari gate, temans bisa jalan lurus sekitar 100 meter untuk sampai di pintu gerbang kawasan Insa-dong, kemudian belok kiri. Atau kalo temans naik subway line 5 (warna ungu) dari Stasiun Gwanghwamun (광화문역), temans bisa turun di Stasiun Jongno 3-ga (종로3 ) dan transit ke line 1 (warna biru tua) lalu meneruskan perjalanan sampai Stasiun Jonggak (종각역) dan keluar di pintu keluar nomor 3. Insadong berjarak sekitar 300 meter dari pintu keluar Stasiun Jonggak (종각역).


Puas-puasin deh belanja disini. Dulu, aku cuman ngabisin gak lebih dari 50.000 Won belanja souvenir cantik disini. Saran aku, kalo mau belanja oleh-oleh di Insa-dong, cari toko yang jualnya noona (kakak) cantik, pake kacamata, dan bisa bahasa Indonesia. Dua kali kesana, aku selalu nyempetin belanja di toko ini. Pas aku kesana lagi, kakaknya masih inget sama aku dan manggilnya abang coba. Hahaha. Tokonya ada di sebelah kanan setelah/sebelum (agak lupa) cafe yang jual eskrim khas dan terkenal. Jarak dari pintu gerbang kawasan Insa-dong ke toko kaka yang satu ini sekitar 100-200 meteran lah. Baiknya temans coba masuk satu-satu ke toko yang ada di sebelah kanan jalan di kawasan Insa-dong. Tokonya gak terlalu besar, tapi koleksi souvenirnya banyak koq. Terus, kalo kita beli banyak, bisa dapat diskon. Pinter-pinter nawar aja. Pake bahasa Indonesia gak apa-apa. Mbaknya fasih berbahasa Indonesia juga soalnya. Dijamin, enak dan nyaman belanja di toko si kaka yang satu ini. 1 buah kaos “I love Korea” seharga 5.000 Won bisa temans dapatkan dengan harga 4.000 Won setiap temans beli 5 buah kaos. Mayann kann??

Setelah dapat souvenir yang dicari, aku langsung melanjutkan perjalanan pulang kembali ke hostel. Seperti hari-hari sebelumnya, kali ini aku pilih jalan kaki. Sengaja aku pilih jalan kaki, karena pengin menikmati suasana Kota Seoul sore hari. Aku jalan kaki mengikuti arah jalur subway. Soalnya kalo lihat di peta jarak satu stasiun yang mau dijangkau berdekatan. Dan memang tidak begitu jauh. Biasanya 1-2 kilo udah ada stasiun subway. Sore itu, aku ngelewatin City Hall dan jalanan disekitarnya. Kebetulan, di depan gedung Seoul Press Center lagi ada acara rame banget. Gak tau itu acara bazar apa. Banyak stand yang jual buku-buku, obat-obatan, makanan, de-el-el. Sekalian lewat, mampir sebentar. Cuman lihat-lihat aja sih, gak lama. Lalu melanjutkan jalan-jalan sore di Seoulnya.

Aku lupa banget gak sempat foto jalanan yang aku lewatin. Pokoknya, dari tempat tadi yang lagi ada acara itu aku jalan lurus aja. Lewatin kantor Samsung sampai ketemu bangunan semacam benteng yang pernah aku bahas ditulisan sebelumnya waktu aku nyoba ke Namsan Tower dengan berjalan kaki. Cuman, kali ini aku datang dari arah yang berbeda. Setelah lelah berjalan kaki, akhirnya aku putusin buat lanjutin perjalanan pulang naik subway. Nyampe hostel langsung istirahat.

Malam harinya, ngayab lagi ke Pasar Myeongdong. Nyari barang yang masih belom ketemu sekalian ngabisin waktu juga sihh. Nyari makanan buat makan malam juga. Niatnya sih pengen nyoba makan di restoran-restoran yang ada disekitar Myeongdong. Tapi apalah daya, niat tinggallah niat. Setelah melihat harganya yang lumayan ‘murah’ itu, nafsu makan tiba-tiba hilang. :D. Selain emang, agak susah nyari makanan yang diijinkan (muslim food). Ujung-ujungnya, ke Sevel atau GS25 lagi, beli nasi instan berbalut rumput laut. Favorit aku onigiri tuna mayo. Harganya murah lhoo, cuman 800-1000 Won. Tergantung isi lauknya. Pilihannya ada tuna, chicken, kimchi, pork, telor, dan masih banyak lagi. Untuk temans non muslim, pilihan makanannya lebih beragam. Oh iyak, biasanya resto dengan sajian menu pork harganya terjangkau sekali. Jadi temans bisa sepuasnya nyobain makanan yang ada. :)
Setelah kenyang, kembali pulang ke hostel. Istirahat. Tidur.


Senin, 22 September 2014

Salah satu ruang eksibisi terbuka
Hari ini, hari ke-enam aku berada di Seoul, Korea. Jadwal hari ini mengunjungi Museum Perang Korea (War Memorial of Korea, 전쟁기념관). Perjalanan ke museum ini bisa ditempuh dengan bus atau subway. Untuk mempermudah, aku sarananin naik subway aja. Dari tempat aku menginap, Myeongdong, aku naik subway ke arah Seoul Station (서울역) sampai Stasiun Samgakji (삼각지역). Gak perlu transit. Cukup duduk manis dikereta sampai tiba di stasiun yang dituju. Ada 4 stasiun yang dilewati. Stasiun Samgakji (삼각지역) dilalui kereta dari dua line berbeda. Pertama kereta line 4 (warna biru muda). Kedua kereta line 6 (warna coklat). Dari stasiun ini, temans bisa ambil pintu keluar (exit) nomor 1, 11, atau 12 untuk sampai ke museumnya. Selanjutnya, ikuti petunjuk yang ada dijalan. Gak bakal kesasar koq. Setelah naik elevator keluar stasiun, mudah sekali untuk dijangkau.

Temans yang suka sejarah, bisa berkunjung ke museum ini. Masuknya gratis tanpa dipungut biaya. Buka setiap hari selain hari Senin. Kalo hari Seninnya kebetulan tanggal merah, hari berikutnya tutup juga. Sebagai pengganti jatah libur rutin hari Senin.



Salah satu patung yang bisa dilihat di museum ini




Sekitar sejam aku keliling museum. Diluarnya doang sih. Karena kebetulan, pas aku kesana lagi jawalnya museum tutup. Jadi ruang eksibisi bagian dalam sedang tutup. Cuman bisa lihat yang bagian luarnya doang. Dari museum, perjalanan dilanjutkan ke Itaewon untuk makan siang. Karena hanya berjarak 2 stasiun aja, aku lebih milih jalan kaki. Jarak yang ditempuh kurang lebih 2 kilo meter. Untungnya jalanan yang dilalui masih banyak pepohonan. Adem banget jadinya.

Nyampe Itaewon, aku langsung cari tempat makan siang. Aku nyoba di rumah makan Indonesia yang ada di Itaewon arah ke Masjid Seoul. Kebetulan, waktu hari pertama datang ke Seoul sempat lihat rumah makan ini. Cuman emang belum sempat mampir. Kalo temans bosen sama makanan Korea dan rindu kampung halaman, temans bisa mampir ke rumah makan ini. Tokonya ada disebelah kiri jalan setelah belokan yang mengarah ke Masjid Seoul. Hanya 200 meteran dari Masjid. Menunya bervariasi. Makanan Indonesia tentunya. Nasi goreng, gule, gurame asam manis, tahu isi, mendoan sampai STMJ dijual disini. Harganya lumayan murah untuk ukuran harga di Seoul. Segelas teh panas bisa didapatkan dengan harga mulai dari 2.500 Won atau Rp. 25-30.000,-. Tahu isi sama tempe mendoan, masing-masing dijual seharga 7.000 Won (sekitar Rp. 70-85.000,-) per porsi. Murah kann??? :D


Ini nih pilihan lengkap menunya: 
Daftar menu di warung Indonesia

Nasi Ayam yang di jual di warung Indonesia

Aku pesen makan nasi ayam (foto kedua). Harganya 10.000 Won (sekitar Rp. 120.000,-). Nasinya sih sedikit, cuman ayamnya gede banget. Setengah potong penuh dari bagian atas sampai bawah. Kalo temans datang berdua, aku saranin beli ayamnya 1 porsi aja (share). Nasinya aja dibanyakin. Soalnya beneran gede potongan ayamnya. Aku aja nyampe gak habis saking gedenya tuh ayam. Sebanding sama harganya yang nyampe Rp. 120.000,-. Kalo dijakarta, uang segitu udah bisa buat makan ayam 5 kali. Disini cuman sekali makan doang. Hehehe.

Selesai makan, kembali pulang ke penginapan. Perjalanan hari ke enam selesai sampai disini. Sayang banget diperjalanan kali ini belum sempat survey ke Nami Island. Padahal sudah masuk itinerary. Aku batalin survey kesana dengan pertimbangan waktu dan dana yang tidak mencukupi. Sampai di hostel, istirahat sebentar lalu packing. Karena besoknya harus sudah check out dari hostel. Selesai packing, tidur.




Selasa, 23 September 2014
Hari ketujuh di Seoul, Korea. Jam 12 harus udah check-out. Setelah solat subuh, kembali istirahat sampai jam 10an. Mandi, rapi, check out deh. Jadwal pulang ke KL sebenarnya hari Rabu, 24 September. Malam terakhir aku putusin buat tidur dibandara.

Setelah check-out, aku ngabisin waktu di Itaewon. Istirahat di Masjid Seoul sampai isya. Baru kemudian setelah solat isya aku lanjutin perjalanan menuju Incheon International Airport. Jalur yang aku ambil, dari Stasiun Itaewon (이태원역) naik subway nyampe Stasiun Gongdeok (공덕역). Transit ke line Airport Express. Kereta datang tiap 10 menit. Perhatikan betul papan pengumuman. Jangan sampai salah naik kereta yak guys. Perjalanan menuju airport ditempuh dalam waktu kurang dari satu jam. Cuma 40 menitan aja koq. Gak lama. Saran aku, kalo mau ke airport jangan berangkat di jam-jam sibuk. Alasannya gak lain supaya temans bisa dapat tempat duduk di kereta. Lumayan kan kalo harus berdiri selama 40 menit? :D. Selain naik subway, temans juga bisa naik taksi atau bus untuk sampai di Incheon Airport. Cuman harganya lebih mahal. Taksi aku have no idea. Kalo bus, rata-rata 10.000 Won untuk sekali jalan. Masih lebih mahal dari subway. Kalo subway yang reguler, cuman habis 4.050 Won.

Sampai di airport sekitar jam 9 malam. Mampir sebentar di sevel dekat stasiun subway (pernah aku bahas ditulisan sebelumnya juga, :)) Incheon buat beli makanan bekal besok pagi sarapan dan makan di pesawat. Airport Incheon yang megah itu, ternyata sepi banget di malam hari. Entah karena emang saking gedenya atau emang tiap hari kaya gitu. Suara pesawat take-off hanya terdengar sesekali. Saking sepinya, jadi banyak space yang bisa dipakai untuk istirahat.


Rabu, 24 September 2014
Aku kebangun setelah alarm bunyi berkali-kali. Aku langsung cari kecil untuk urusan pribadi. Toiletnya lumayan bersih tapi ada satu yang kurang. Gak ada air buat bersih-bersih. Cuman ada tombol flush. Untuk kebutuhan bersih-bersih setelah buang hajat, cuman disediakan tissue. Untungnya aku udah bawa sebotol air mineral yang sudah aku siapin sebelumnya. Jadi bisa buat bersih-bersih. :D. Belajar dari pengalaman waktu di Seoul, toilet umumnya gak kayak di kita, Jakarta, Indonesia. Kalo temans mau, bisa pakai tissue basah. Selalu bawa tissue basah kemanapun pergi. 

Selesai urusan pribadi (ini dan itu), langsung check-in lalu ngantri buat masuk ke ruang imigrasi. Sempat nyari pintu masuk. Lihat peta airport, posisinya ada disamping toilet yang tadi aku masukin. Pas kesitu gak ada pintu. Emang sih disitu banyak orang ngantri. Setelah di cek, ternyata emang benar itu tempatnya. Dibatasi pagar besi sepinggang. Diujung antrian ada pintu masuk.

Lewat antrian pertama, masih harus ngantri. Ternyata didalam ruangan check-point imigrasi orang udah bejubel. Imigrasi Korea ketat banget. Lebih ketat dari Imigrasi Singapura. Semua wajib dilepas kecuali pakaian yang dikenakan. Diceknya benar-benar dicek. Gak asal cek. Bagus sih, ketat banget. Ribet memang, tapi ya memang harusnya seperti itu. Perlu dicontoh sama imigrasi di kita.

Imigrasi lewat. Alhamdulillah tanpa hambatan. Lancar jaya. Setelah lewat Imigration Check-Point, temans bisa langsung ke subway yang menghubungkan lobby bandara dan ruang tunggu pesawat. Tinggal ikuti petunjuk arah yang ada. Dari perhentian subway ke ruang tunggu, harus jalan lagi nyampe ruang tunggu paling ujung (khusus AirasiaX). Lumayan makan waktu. Temans bisa early check-in supaya gak dikejar waktu. Nyampe lebih awal lebih baik daripada ketinggalan pesawat. Gak lucu kan kalo harus ketinggalan pesawat dan gak bisa pulang??.
Akhirnya, setelah menunggu sekitar setengah jam, boarding time. Yeay, udah mau pulang. Senang banget rasanya. Setelah selama 8 hari berkelana di Korea dengan budget yang sangat terbatas. Korea, winter aku akan kembali. :D :D :D

Alhamdulillah, banyak pengalaman berharga yang aku dapat dari perjalananku solo travelling ke Korea kali ini. Semoga pengalaman yang aku tulis bisa menginsiprasi temans sekalian. Bisa gak yah jalan-jalan ke Korea dengan budget terbatas? Bisa koq. Bisa banget. Asal ada niat dan tekad yang kuat. Harus selalu diingat: niat, nabung, nekad. :). Masih belom berani? Dibaca-baca lagi tulisan-tulisan akunya. Semoga aja bisa menguatkan niat temans untuk backpacking ke Korea dengan budget terbatas. Gomawoyo. 


Mille bisous,
Fakhri
***The End***


Comments

  1. Ka share cara ajukan visa dan itin lengkap serta harganya ka ...???
    Thxx

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sudah baca artikel yang ini?:
      https://fakhrifauzi.blogspot.co.id/2015/10/apply-visa-turis-korea-gampang-koq.html?showComment=1465187768586#c2656733755326479725

      It's all about Korean visa application! :-)

      Delete
    2. It's all about Korean visa application!

      https://fakhrifauzi.blogspot.co.id/2015/10/apply-visa-turis-korea-gampang-koq.html?

      Delete
  2. Mas, booking hostel online-nya via situs apa yaa? Gak dijelaskan di postingannya, hehee :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya IBU WINDA posisi sekarang di malaysia
      bekerja sebagai ibu rumah tangga gaji tidak seberapa
      setiap gajian selalu mengirimkan orang tua
      sebenarnya pengen pulang tapi gak punya uang
      sempat saya putus asah dan secara kebetulan
      saya buka FB ada seseorng berkomentar
      tentang AKI NAWE katanya perna di bantu
      melalui jalan togel saya coba2 menghubungi
      karna di malaysia ada pemasangan
      jadi saya memberanikan diri karna sudah bingun
      saya minta angka sama AKI NAWE
      angka yang di berikan 6D TOTO tembus 100%
      terima kasih banyak AKI
      kemarin saya bingun syukur sekarang sudah senang
      rencana bulan depan mau pulang untuk buka usaha
      bagi penggemar togel ingin merasakan kemenangan
      terutama yang punya masalah hutang lama belum lunas
      jangan putus asah HUBUNGI AKI NAWE 085-218-379-259 tak ada salahnya anda coba
      karna prediksi AKI tidak perna meleset
      saya jamin AKI NAWE tidak akan mengecewakan




      Delete
    2. Ini mas ozi yg di fb yak? Ahaha, saking terlalu sibuknya sampai lupa blogging

      Delete
  3. Thank you very much for sharing information that will be much helpful for making coursework my effective.

    ReplyDelete
  4. Thank you very much for sharing information that will be much helpful for making coursework my effective.

    ReplyDelete
  5. saya bukan musyrik pak

    ReplyDelete
  6. Mas Fakhri, namsan guesthouse ama namsan gil house itu bedanya apa ya...?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Beda mas. Tapi Namsan guesthouse punya banyak cabang. Ada lebih dr 3 kalo ga salah.

      Delete
  7. Sure. Would be happy to collab too. I'll contact you soon

    ReplyDelete
  8. Hai semua

    Nama saya FRADESY RIRITIA, saya dari indonesia, saya ingin menggunakan medium ini untuk memberitahu anda semua kebenaran, setiap orang yang melihat jawatan mereka di blog dan laman web ini adalah pencuri (SCAMMERS), saya telah menjadi mangsa cerita mereka dan mereka telah merosakkan hidup saya.
    Saya tidak berada di sini untuk memberitahu anda tentang bagaimana saya ditipu dan bagaimana saya kehilangan banyak wang untuk mereka.

    Saya di sini untuk memberitahu anda yang benar dan hanya LOAN SYARIKAT yang ALLAH dihantar untuk mengubah hidup saya, mereka adalah SEMUA PINJAMAN GLOBAL GLOBAL, mereka adalah satu-satunya syarikat pinjaman tulen yang diiktiraf dan dibiayai oleh WORLD BANK.

    Mereka adalah satu-satunya syarikat pinjaman tulen, mereka mempunyai terma dan syarat pinjaman yang besar, untuk memungut semua pinjaman mereka adalah berpatutan dan cepat untuk membebankan tidak seperti syarikat-syarikat palsu lain yang anda lihat di sini dalam talian yang akan mengambil wang anda tanpa mengeluarkan pinjaman anda,
    Tolong jangan tertipu oleh penguji yang mempunyai nombor indonesia dan whatsapp, mereka semua penipu, bagaimanakah sebuah perusahaan perseorangan memberi pinjaman ?, yang sepatutnya menjadi pertanyaan pertama kalian orang-orang saya.

    Saudara-saudara saya dari Asia, saya minta kamu mendengarkan saya kerana saya bersumpah kepada kamu atas nama Allah, bahawa saya memberitahu anda semua kebenaran, SEMUA LOAN GANJARAN GLOBAL, syarikat adalah satu-satunya syarikat yang boleh dipercayai dan mereka akan memastikan anda menerima pinjaman anda sebaik sahaja anda melengkapkan proses pinjaman seperti yang diperlukan.
    Kenapa anda tidak berada di kalangan usahawan ini dengan menghubungi mereka segera jika anda SANGAT MENINGKAT untuk meninggalkan perjuangan kewangan anda dan untuk meningkatkan tahap hidup anda, di sini adalah EMAIL allglobalgrantloan@gmail.com.

    Anda sangat bebas untuk menghubungi saya di fradesyriritia12@gmail.com EMAIL saya untuk maklumat lanjut, saya akan senang mendengar anda berkongsi kisah kebahagiaan anda sendiri.
    Terima kasih semua, dan semoga ALLAH memberkati semua PINJAMAN SEMUA GLOBAL kerana memberi saya kegembiraan baru ini.

    ReplyDelete

Post a Comment

Silahkan isi komentar anda...

Popular posts from this blog

Apply Visa Turis Korea, gampang koq!

Seoul Solo Travelling: Ini ceritaku... (Part 3)